Hari Jadi Batam 196, MUI Batam Serukan Reaktualisasi Spirit Nasionalis Religius Nong Isa

Bersempana Hari Jadi Batam ke-196, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam mendorong pentingnya reaktualisasi semangat nasionalis-religius yang diwariskan oleh Nong Isa sebagai tokoh awal perjuangan dan pembuka peradaban Batam.

BATAM

12/19/20251 min read

BATAM — Memperingati Hari Jadi Batam ke-196, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam mendorong pentingnya reaktualisasi semangat nasionalis-religius yang diwariskan oleh Nong Isa sebagai tokoh awal perjuangan dan pembuka peradaban Batam.

Sebagaimana termaktub dalam catatan sejarah, pada 22 Jumadil Akhir 1245 Hijriah bertepatan dengan 18 Desember 1829. Raja Nong Isa mendapatkan sebuah mandat dari Sultan Riau dan juga diberikan perintah oleh Muda Riau VI agar memerintah pada kawasan Nongsa dan juga wilayah sekitarnya. Tanggal inilah ditetapkan untuk hari jadinya Kota Batam.

Ketua Umum MUI Kota Batam, KH. Luqman Rifa’i, S.Ag., M.Pd., menegaskan bahwa Hari Jadi Batam bukan sekadar momentum seremonial, tetapi menjadi ruang refleksi historis untuk meneguhkan kembali jati diri Batam sebagai daerah yang tumbuh dari nilai perjuangan, keislaman, dan kebangsaan.

“Perjuangan Nong Isa tidak hanya bermakna historis, tetapi sarat dengan nilai nasionalisme yang berpadu dengan spirit religius. Inilah fondasi moral yang harus kita aktualisasikan dalam kehidupan masyarakat Batam hari ini,” ujar KH. Luqman Rifa’i, Selasa (18/12).

Menurutnya, Nong Isa merupakan simbol kepemimpinan lokal yang mengedepankan persatuan, keteladanan, serta kearifan dalam membangun masyarakat pesisir yang religius dan terbuka. Nilai-nilai tersebut dinilai sangat relevan dalam menjawab tantangan Batam sebagai kota multikultural dan kawasan strategis nasional.

MUI Batam menilai bahwa semangat nasionalis-religius perlu dihidupkan kembali dalam berbagai sektor kehidupan, mulai dari tata kelola pemerintahan, pembangunan ekonomi, hingga pembinaan moral dan keagamaan masyarakat.

“Batam dibangun di atas keberagaman. Tanpa fondasi nilai keagamaan dan semangat kebangsaan yang kuat, pembangunan fisik tidak akan seimbang dengan pembangunan karakter,” tegasnya.

Dalam konteks kekinian, MUI Batam juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadikan sejarah perjuangan Nong Isa sebagai inspirasi dalam menjaga persatuan, memperkuat toleransi, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

“Menghargai sejarah adalah bagian dari iman dan nasionalisme. Dengan memahami akar perjuangan Batam, kita akan lebih bijak dan bertanggung jawab dalam merawat masa depannya,” pungkas KH. Luqman Rifa’i.

Peringatan Hari Jadi Batam ke-196 diharapkan menjadi momentum bersama untuk meneguhkan Batam sebagai kota yang maju secara ekonomi, kuat secara moral, dan kokoh dalam persatuan bangsa.